Tuesday, March 30, 2010

Chapter 21: What a Night

Gelapnya mendung membuatku ingin bebas seperti burung
Tinggi mengangkasa tanpa ada praduga
Inginku berlari
Padang luas yang kunanti
hanya ada aku, dia dan mimpiku..

Andai aku bisa
Lepaskan semua jangkar pembelenggu
Berat, enggan kumelihat
Pandangan mataku pun memekat

Kadang
Sebercak tinta hitam dapat membutakan mata mereka
Tertutuplah istana istana yang ada didepan mata
Kecewa,, kita hanya dapat kecewa,,

Mata yang terbuka..
Niat egois duduk manis bersila..
Mengajakku bercanda, cengkrama,, berkata semua akan baik-baik saja..
Tapi apakah aku bisa? Kemana aku harus bertanya?
Apakah memang ini jalannya?

Ternyata,
Ini bukan impian dan asa..
Lariku dari hadapnya
Terus berlari
Menuju puncak cahaya yang menari..

-Delft, 30 March 2010; 23:54-

No comments:

Post a Comment