Wednesday, January 27, 2010

Chapter 8 : My Angel

Malam ini kutatap mata orang yang paling aku hormati dalam hidup..
Kuselami dalam-dalam…
Raut wajahnya menceritakan kesedihan yang mendalam..
Hingga kurasa besarnya beban yang beliau pikul..
Dengan tubuh yang telah termakan usia..
Mewujudkan segala tanggung jawab tulus dari hati malaikatnya..
Dalam segala laku yang senantiasa melindungi kami dari marabahaya..
Abdul Aziz Malanti, malaikat penjaga kami..

Tuhan..
Tiada balasan yang malaikat kami harapkan..
Tiada masalah yang malaikat kami berikan..
Setiap tetes keringatnya..
Hanyalah demi KEBAHAGIAAN malaikat-malaikat kecilnya..
Yang senantiasa selalu meminta lebih tanpa peduli apa yang terjadi..
Sayapnya yang telah penuh luka..
Tetap merangkul kami dengan penuh kehangatan..
Demi KERUKUNAN dalam keluarga yang dilindunginya..
serta KEDAMAIAN dan KEBENARAN demi keselamatan bersama…

Sering dia utarakan hal tentang kematian..
Seakan dia bisa merasakan bahwa semua akan segera berakhir..
Kekekalan memang bukanlah milik manusia..
Namun kumohon padaMu dalam tiap sembahku..
Janganlah renggut beliau dari kami..
Sebelum kami dapat membalas semua yang telah dia berikan..
Sebelum kami dapat membuatnya menangis..
Penuh kebahagiaan..
Sebelum kami dapat menjadi apa yang beliau cita-citakan..
Sebelum kami dapat mengembalikan kebahagiaannya yang telah lama sirna..

Kala ini..
Aku hanya dapat berdoa..
Dan meraih semuanya demi menjadi orang yang berguna..
Semua untuk senyum penuh bangga..
Mengembalikan cahaya dalam relung hatinya..
Menghilangkan semua rasa sia-sia..
Kuyakin ku bisa..
Demi malaikatku tercinta..
Love u dad..

-Surabaya, 07-09-2008-

PS : Sebetulnya tulisan lama, namun baru saya posting sekarang. :)

2 comments:

  1. hmm... menyentuh sekali nak... bikin lebih terasa nyata om....

    ReplyDelete
  2. Feelnya kena ya ko?
    alhamdulillah...

    ReplyDelete